Sunday, April 26, 2015

Walau Ku Tak Sempurna

Beberapa bulan belakangan ini self-value/self-image saya lagi di titik nadir. Iblis rajinnya kebangetan nyerangin saya. Kreatifnya juga bukan main, segala hal besar maupun kecil bisaaa aja ujung-ujungnya ke sana.

Inikah rasanya krisis sepertiga baya? (Kembarannya krisis separuh baya)
@_@

Lagi galau bin frustrasi, waktu saat teduh saya
dapet ayat ini:
Psalm 35:3: Say unto my soul, I AM thy salvation.

Saya sangat diberkati oleh ayat ini dan pembahasannya, sampe-sampe dapet enlightenment yang bikin saya breakthrough. God is so awesome. Betapa banyak hal-hal kecil yang tampaknya gak berarti ternyata jadi puzzle pieces yang sangat signifikan di tangan Tuhan.

Saya pake aplikasi Alkitab berbagai versi di HP android, dan di dalamnya ada beberapa bahan saat teduh. Salah satunya ya yang saya bahas ini. Sama sekali gak ada keterangan apa-apa tentang penerbit maupun penulisnya, jadi saya cuma bisa kasih info bahwa bahan saat teduh ini berbahasa Inggris dan bahasanya rada-rada antik-puitis-rumit gitu, saya sering gak ngerti :P

Anyway, di Mazmur 35 ini ceritanya raja Daud lagi perang, dan dia berdoa kepada Tuhan, meminta supaya Tuhan mengingatkannya, bahwa Dia adalah keselamatan Daud.

Sobat saya Sarah Eliana pernah membahas nama yang Tuhan pake buat memperkenalkan Diri untuk pertama kalinya kepada Musa, yaitu YHWH atau Yahweh atau dalam bahasa Inggris I AM. Baca tulisannya yang bagus banget di http://www.sparrows-rubies.blogspot.com/2014/11/sebelum-abraham-ada.html

Saya takjub karena Mazmur 35:3 dalam bahasa Inggris juga menggunakan frase “I AM”, yang menggambarkan TUHAN Allah yang Mahadahsyat yang menjadi keselamatan Daud, sebagai encouragement yang Daud minta dari Tuhan.

Pertanyaannya, KENAPA Daud berdoa seperti itu?

Karena Daud RAGU.

Raja Daud yang disebut sebagai “a man after God’s own heart” atau “berkenan kepada Tuhan”, yang nulis ratusan mazmur, puisi dan nyanyian buat Tuhan, yang sedih maupun senang selalu nyari Tuhan, marah pun dia curhat sama Tuhan, dan salah satu raja terbesar yang pernah ada di Israel, bisa ragu-ragu juga ya?

Somehow penyingkapan ini menyentuh hati saya. Daud aja bisa (dan boleh) ragu-ragu, apalagi saya.... Wah saya sering bukan cuma ragu-ragu, tapi juga down, putus asa, bermuram durja, negative thinking, marah-marah gak jelas, bete, dan seterusnya. (Stop sebelom terbuka aib lebih lanjut :P).

Doubt doesn’t make us less christian.
Keraguan Daud gak bikin Daud kurang berkenan kepada Tuhan.
Demikian juga kelemahan atau sifat jelek saya gak membuat nilai saya berkurang di mata Tuhan.

Tuhan sudah memberikan Roh Kudus di dalam diri kita orang percaya. Roh Kudus memberi kita kuasa Ilahi. (Baca tentang Roh Kudus di sini, tulisan ini mencerahkan pemahaman saya.)

Kuasa ini bukan kemampuan supranatural buat gagah-gagahan membalas orang jahat, atau membela diri dari orang jahat. This divine power is the power that enables us to PERSEVERE in hardship, to TESTIFY God’s grace even in my worst moments, to stay FAITHFUL in my weakness, and so on.

That’s why although I am in my worst condition, the Holy Spirit enables me to respect my husband as God commanded. Jadi mestinya meskipun lagi bete berat, saya gak jawabin suami/anak dengan judes binti ketus :P Bukan karena saya wanita yang oh sungguh saleh, tapi karena Roh Kudus akan memampukan saya, ASAL saya memilih untuk merespon dengan benar.

Although I’ve been misbehaving, I am still able to bless the poor and help the needy, because of the Holy Spirit.

Jadi, jangan ketipu tuduhan iblis seperti:

“Ah sifat jelek kamu muncul lagi, Tuhan kecewa kali ya...”

“Suami mustinya ngerti kalo kamu lagi bete, mending diemin aja dia daripada ntar jadi ribut...” *plus paket bisu tujuh hari tujuh malem*

“Did you just lose your cool again? Your poor daughter, she’ll follow your angry style...”

“Ngapain berbuat baik di luar kalo di rumah jadi batu sandungan. Munafik....”

My bad behaviour may not please God, but it doesn’t make Him love me less.
I may be misbehaving this morning, but it doesn’t mean I cannot do good and loving things or serve the poor and the needy.
Screw the devil, none of us is perfect! And being imperfect shouldn’t stop us from doing His will, or serving His purpose.

Allah mengasihi kita bukan karena kita layak dikasihi, tapi karena itu emang sifatnya Dia.
“Karena Allah adalah kasih “ (1 Yohanes 4:8)

“Roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Matius 26:41, Markus 14:38)

Makanya di dalam diri kita, selalu ada peperangan batin. Roh yang penurut ingin kita melakukan yang benar, sesuai yang diajarkan Roh Kudus kepada kita. Tapi daging kita yang lemah bikin kita susah melawan kecenderungan-kecenderungan kita yang jahat. “...di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.” Roma 7:18-20

“Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.” Mazmur 103:14

Tuhan tau kita ini debu, Dia tau kita bakal jatuh bangun. So, kalo jatuh, ga usah putus asa. Yuk bangun lagi, biar kondisi lagi jelek, mari kita memilih merespon dengan benar, seperti yang Roh Kudus gerakkan di dalam diri kita, karena Roh Kudus juga yang akan memampukan kita.

1 comment:

  1. What a beautiful post, Piot, born from lots of struggles. Reminds me of this one: “My grace is sufficient for you, for My strength is made perfect in weakness.”

    ReplyDelete

Ayooo silakan berkomentar.... :)